The Circle, Ketika Privasi Jadi Konsumsi

Film berjudul The Circle 2017 ini merupakan salah satu film yang bercerita tentang perusahaan teknologi mutakhir bernama Circle. Dibintangi oleh Emma Watson film ini tidak seseru yang kita bayangkan, kita akan mereviewnya disini.

Sekilas nampak dalam film ini bercerita tentang keseharian seorang wanita yang bekerja di perkantoran, kemudian hidupnya berubah menjadi lebih baik setelah mendapatkan tawaran pekerjaan dari temannya untuk bekerja di The Circle, perusahaan produsen kamera canggih yang memiliki ukurang sangat kecil dan super canggih.

Kalau di zaman sekarang The Circle dapat diibaratkan seperti Mocrosoft atau Apple, siapapun pasti akan senang dapat bekerja di perusahan terkemuka seperti itu. Namun sedikit demi sedikit hal-hal yang mengganjal mulai terlihat, ada yang tidak beres dengan tujuan perusahaan yang dirintis oleh tiga orang tersebut.

Alih-alih bermaksud untuk membantu orang lain dengan kecanggihannya tapi merugikan banyak orang dengan memeperlihatkan hal-hal yang bersifat pribadi yang seharusnya tidak pantas dikonsumsi publik. 

Pemeran utama telah merasakan sendiri akibatnya, temannya yang seharusnya senang karena dapat terlihat di seluruh dunia namun yang terjadi malah ketakutan hingga akhirnya tewas terjun dari jembatan saat mengendarai mobil.

Baca Juga :

Di awal cerita sampai pertengahan tidak ada yang menarik untuk disaksikan, setiap edegan hanya bermaksud untuk mengungkan apa yang terjadi selanjutnya, bahkan saya sendiri hampir menutup film ini kemudian menghapusnya karena dirasa membosankan, namun di akhir cerita sungguh tak terduga dan bisa dibilang edegan terbaik dari semua edegan di film ini.

Jadi bila kamu tidak bisa bersabar menunggu kelanjutan ceritanya pasti akan putus di tengah jalan sebelum tahu apa yang akan dilakukan tokoh utama pada perusahaan yang telah mengumbar privasi banyak orang tersebut. 

Tokoh utama yang telah mendapatkan kepercayaan karena berani menggunakan kamera mode transparan (setiap aktivitasnya tersorot kamera, kecuali ke kamar mandi dan tidur) mendapatkan kehormatan untuk bergabung di depan panggung bersama kedua pendiri Circle.

Tokoh utama lalu mengajak kedua pendiri tersebut untuk ikut menggunakan kamera transparan, mereka tercengang dan tidak dapat menolak karena saat itu disaksikan banyak orang. 

Akhirnya semua data pribadinya seperti password, kartu kredit, identitas, ATM dan lain-lain diketahui semua orang. Pendiri yang paling senior lalu berkata "We fu*ked up" menggambarkan betapa hancurnya keadaan mereka akibat pembalasan dari tokoh utama.

Jadi kesimpulannya film ini berisikan tentang kehidupan karyawan yang mengungkap keburukan perusahaan tempat bekerjanya kepada semua orang, meskipun dia menyukai teknologi tersebut namun penggunaanya kurang tepat. Setiap orang memiliki privasi yang seharusnya dijaga bukan malah dipamerkan untuk konsumsi publik.