Berbeda
dengan dunia esport yang tidak terlalu mementingkan jasmani, faktor utama yang
diperlukan oleh para atlit-atlit esport tentunya keenceran otak serta kecepatan
refleks saat memainkan game. Hal ini pula yang barangkali menjadi dasar para
pemain Dota2 ini tetap bersinar walaupun mungkin usianya sudah berada di atas
rata-rata pemain lainnya.
1. Clinton “Fear” Loomis (1988)
Clinton
"Fear" Loomis lahir pada tangal 19 Februari 1988 di Lancaster,
California, dia adalah pemain dan pelatih profesional Dota 2 Amerika. Dia telah
berkarir di bidang eSport selama satu dekade, Fear adalah salah satu pemain
Dota tertua di timnya.
Fear juga merupakan salah satu pemain Dota yang paling terkenal,
dan dianggap sebagai salah satu pemain terbaik Amerika Utara selama dekade
terakhir. Dengan kepandaiannya menggunakan semua hero dia bisa memainkan setiap
posisi pada kompetisi eSport, hal itu membuat Fear mudah untuk bekerjasama di tim
manapun.
Dia pernah menjadi kapten dan pemilik sebagian tim Evil Geniuses.
Dengan kerja kerasnya dia pernah memenangkan TI 2015 bersama Sumail dan
Universe. Meskipun sudah tidak aktif dalam eSport karena cedera, dia termasuk
pemain yang paling berpengalaman.
2. Clement “Puppey” Ivanov (1990)
Pemain
kelahiran Estonia 6 Maret ini memulai karir Dota2-nya bersama tim Natus Vincere
di tahun 2011. Bersama NAVI Puppey sukses memenangkan turnamen-turnamen
bergengsi seperti The International, DreamLeague, Starladder, dan Dota2
Champions League. Pada tahun 2014 Puppey dikeluarkan dari tim usai hasil buruk
yang diterima NAVI pada kompetisi The International 2014.
Tak butuh waktu lama,
Puppey bersama para pemain pro lainnya membentuk tim baru yang diberi nama
Secret. Tim ini pun sempat menjadi raksasa dan ditakuti oleh tim-tim besar
lainnya. Walau performanya sempat naik turun dan berkali-kali ganti pemain,
Puppey masih setia di Tim Secret dan tetap diakui sebagai salah satu kapten
terbaik di Dota2 yang pernah ada.
3. Daryl Koh “IceIceIce” Pei Xiang (1990)
Lahir
di Singapura pada tanggal 17 Juni, IceIceIce memulai karir Dota2 nya bersama
tim Scythe.SG. Hasilnya tidak begitu buruk, mereka berhasil mendapatkan tempat
ketiga pada kejuaraan The International 2011.
Nama IceIceIce mulai melambung
ketika ia bergabung dengan Tim DK dari Cina. Bersama Mushi, LaNm, BurNIng, dan
MMY Tim DK menjadi salah satu tim besar di Dota2 dan ditakuti se-Asia. Walau
akhirnya tim DK bubar pada tahun 2014, tenaganya masih diminati tim besar Cina
lainnya seperti Vici Gaming dan EHOME.
Lama berkelana di negeri tirai bambu,
pada tahun 2016 IceIceIce memutuskan untuk balik ke kampung halamannya
Singapura. Disana ia membentuk tim baru bernama Faceless. Tim ini pun cukup
sukses di Asia Tenggara dan sering menjadi kuda hitam di event-event
internasional.
Baca Juga :
Baca Juga :
- Bukannya Support, Iceiceice Malah Pick Winter Wyvern Sebagai Carry di Turnamen!
- 10 Hal dari Steam Yang Bikin Kita Jengkel
- Gak Habis Pikir, 6 Game Ini Punya Judul Panjang Banget!
- Strategi Trilane Dota 2, Buat Carrymu Tak Terkalahkan Di Late Game!
- Luar Biasa, Pemuda Banjarnegara Ini Punya Hobi Bikin Karakter MOBA!
4. Danil “Dendi” Ishutin (1989)
Lahir
di Ukraina pada 30 Desember, Dendi memulai karir Dota2 bersama Tim Natus
Vincere. Seperti halnya Puppey, mereka sukses membawa nama NAVI sebagai salah
satu tim terkuat yang pernah ada di Dota2.
Sebagai pemain, Dendi dikenal sangat
kreatif dan jenaka. Hal ini yang membuat banyak orang jatuh cinta padanya. Tak
jarang ia diminta untuk mengisi acara-acara atau mini event yang berkaitan
dengan Dota2. Ia juga dikenal sangat loyal, bersama NAVI ia tercatat sebagai
satu-satunya pemain yang bermain untuk satu tim yang sama dalam semua event The
International.
Wajar jika mendengar nama NAVI yang terbayang di pikiran kita
pertama adalah Dendi. Walau NAVI sempat mengalami masa kelam, belakangan mereka
mulai bangkit setelah merekrut pemain veteran Pajkatt.
5. Xu "BurNIng" Xhilei (1988)
Pemain
kelahiran Cina 2 April ini memulai karir Dota2-nya bersama Tim DK. Nama BurNIng
sendiri sudah dikenal banyak orang sejak Dota pertama. Kemampuan farming dan
pengambilan keputusan sebagai seorang carry dinilai sangat baik.
Saking
melegendanya, ia bahkan mendapat penghormatan berupa munculnya nick BurNIng
pada hero Anti-Mage dengan skala random 1:7 pada game Dota pertama. Bubarnya
Tim DK pada tahun 2014, membuat ia bermain bersama senior-senior lain seperti
xiao8, rOtk, mikasa dalam Tim Big God.
Hanya
berlangsung 3 bulan saja sebelum akhirnya ia direkrut oleh Invictus Gaming.
Meski sempat hijrah ke Vici Gaming pada tahun 2015, setahun kemudian BurNIng
kembali ke Invictus Gaming dengan formasi baru yang melibatkan pemain-pemain
muda bertalenta seperti Op, Xxs, BoBoKa, dan Q.
Permainan mereka berkembang
sangat pesat dengan hadirnya BurNIng. Hal ini dibuktikan usai menjuarai Dota2
Asia Championship 2017 dengan mengalahkan Tim OG 3-0 di final.
Hayo
ngaku, diantara kalian pasti ada juga yang sudah tua tapi masih sering main
Dota2 kan? Makin tua makin jago karena pengalaman atau justru makin cupu
gara-gara makin lamban refleknya? Langsung beri komen aja yah teman-teman!
Referensi
:
duniagames.co.id